Model Terbaru High Heels Bertali Mirip Gladiator Tapi Lebih Feminin

Lace-up high heels ini ditawarkan dengan dua macam warna, beige dan hitam. Kedua warna tersebut merupakan alternatif yang bersifat netral agar bisa dipadupadankan dengan berbagai warna busana.

Model Sepatu Bisa Menunjukkan Kepribadian Anda

Kepribadian seseorang bisa diketahui dengan mencermati model sepatu yang dipakainya. Apa model sepati kesukaan Anda dan bagaimana kepribadian Anda ? Baca artikel ini untuk mengetahuinya.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Pilihlah Sepatu Secara Benar Agar Nyaman Dipakai

Jangan terlalu terobsesi oleh model sepatu yang cantik dan stylish, tapi putuskan memilih sepatu berdasarkan pertimbangan kapan dan dimana model sepatu tersebut akan Anda pakai

Showing posts with label Crime. Show all posts
Showing posts with label Crime. Show all posts

Lagi-lagi Sepatu Digunakan Untuk Selundupkan Sabu

Tersangka YH (36) yang ketahuan menyelundupkan sabu dalam sepatu. (Dok. Humas Bea Cukai Batam)

Lagi-lagi sepatu berhak tebal dimanfaatkan untuk menyelundupkan narkotika jenis sabu sebanyak 1.434 gram oleh tiga penumpang pesawat Lion Air. Pelaku yang berstatus Warga Negara Indonesia (WNI) itu terdiri dua laki-laki berinisial YH (34), dan KP (26), satu perempuan berinisial YH (34).

Ketiga tersangka diamankan di Bandara Hang Nadim Batam ketika akan berangkat ke Denpasar pada Rabu (31/1), karena petugas Aviation Security (Avsec) dan Bea Cukai (BC) mencurigai gerak-gerik ketiga tersangka ketika akan melewai pemindai x-ray bandara. Kemudian petugas melakukan pemeriksaan lanjutan di hanggar Terminal Bandara Hang Nadim Batam terhadap mereka.

"Petugas kami menyadari ada yang tidak beres. Lalu dilakukan pemeriksaan. Ternyata ditemukan barang yang diduga metamphetamine," kata Kasi Pelayanan Bea Cukai Tipe B Batam Frans Depari. Ketiga tersangka berupaya mengelabui petugas dengan menyelipkan sabu di bawah alas sepatu.
"Barang ini disimpan di dalam sepatu untuk menghindari pemeriksaan petugas. Karena gerak-geriknya berbeda, kami lakukan pemeriksaan di hanggar," jelas Frans, Kamis (1/2)

Hasilnya, dari tersangka YH diamankan dua bungkus sabu seberat 485 gram. Lalu KP kedapatan membawa dua bungkus sabu dengan total 473 gram, sedangkan dari tersangka TN juga diamankan dua bungkus dengan total 476 gram.

Ketiga tersangka diserahkan kepada Satuan Reserse Narkoba (Satresnarkoba) Polresta Barelang untuk dilakukan penyelidikan lebih lanjut. Mereka dijerat dengan pasal 114 ayat (2) juncto pasal 112 ayat (2) Undang-undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika. Ancaman hukuman paling
cepat lima tahun penjara dan paling lama hukuman seumur hidup atau hukuman mati. (*)

Sepatu Empat Wanita Ini Buat Selundupkan Sabu


Polsek Medan Helvetia berhasil membongkar jaringan peredaran narkotika jenis sabu-sabu, yang dilakukan empat wanita asal Aceh. Modusnya terbilang baru, sebab barang haram itu dikemas dalam plastik yang diselipkan dalam sandal dan sepatu yang dipakai ke empat wanita tersebut.Kapolsek Medan Helvetia Kompol Trila Murni mengatakan, dari keempatnya disita barang bukti sabu sekitar 1 Kg.

Adapun keempat tersangka adalah, Fauziah Ishak (36) warga Desa Pulau Lawang Kecamatan Peu Dadah Kabupaten Biren Aceh Utara, Darwati Ajalil (38) warga Desa Buket Paya Kecamatan Peu Dadah, Kabupaten Bireun Aceh Utara, Nurlaila (45) warga Desa Pulau Lawan Kecamatan Peu Dadah, Kabupaten Bireun Aceh Utara dan Yisniari (20) warga Desa Keude Alue Reheng Kecamatan Peu Dadah, Kabupaten Bireun Aceh Utara.

“Mereka ditangkap di salah satu hotel Jalan Gatot Subroto (Gatsu) Medan, Sabtu (28/10/2017) malam,” ujar Trila, Minggu (29/10/2017).

Disebutkannya, penangkapan ini bermula saat pihaknya menerima informasi adanya kurir narkoba yang membawa sabu dari Aceh menuju Jambi. Setelah dilakukan penyelidikan, petugas mendapatkan kabar kalau para kurir itu menginap di hotel sebelum melanjutkan perjalanan ke Jambi. Setelah diketahui tempat penginapan para kurir itu, polisi berpakaian preman langsung menuju ke lokasi hotel.

“Sesampainya di hotel, petugas melakukan penyamaran sebagai pekerja hotel (receptionis). Lalu polisi masuk ke kamar di lantai II yang dihuni oleh para pelaku,” beber mantan Wakapolsek Medan Sunggal ini.

Begitu masuk di kamar itu, polisi pun langsung melakukan penggeledahan di seluruh sudut ruangan. Awalnya polisi tidak menemukan barang bukti sabu, tapi kecurigaan petugas muncul melihat sandal bertumit para pelaku seluruhnya serupa.

“Di situlah petugas mencoba membuka jahitan sandal dan menemukan 8 bungkus plastik berisi sabu yang diperkirakan seberat 1 Kg. Selanjutnya keempat wanita itu beserta barang bukti diboyong ke Mapolsek Medan Helvetia untuk diproses lebih lanjut,” sebutnya. (Source: goaceh.co)

Polisi Razia Nike Palsu, Banyak Toko Tutup


Sedikitnya 20 toko perlengkapan olahraga di Pasar Klithikan Notoharjo, Semanggi, Solo, tutup pada Jumat (21/7/2017) setelah kepolisian merazia sepatu merek Nike palsu di sejumlah pasar tradisional di Kota Solo, Kamis (20/7/2017).

Pasar Klithikan menjadi salah satu sasaran razia tim Subdit Ekonomi Khusus Ditreskrimsus Polda Jateng selain Pasar Ngudi Rejeki di Gilingan, Banjarsari. Di Pasar Notoharjo polisi menyita ratusan produk sepatu bahkan informasinya sempat ada dua pedagang yang diciduk aparat.

Seorang tukang parkir di Pasar Klithikan, Rian, menjelaskan tim kepolisian mendatangi Pasar Klithikan pada Kamis siang. “Mereka memeriksa toko-toko di sini terus barang-barang seperti sepatu disita. Tidak hanya sepatu merek Nike KW, tapi informasinya ada Yonex, juga Adidas. Dua pedagang
juga kemarin sempat dibawa polisi,” kata Rian tanpa menyebut identitas kedua pedagang tersebut.

Toko olahraga di Pasar Klithikan menempati beberapa blok. Di salah satu blok dekat pintu masuk kendaraan, ada seorang pedagang yang buka  tapi hanya menjual sepatu roda. “Kami semua cari aman dulu. Setidaknya untuk tiga hari ke depan kami enggak akan jualan dulu. Ini saya hanya jual sepatu roda yang enggak ada barang tembakan,” kata pedagang yang enggan disebut namanya itu.

Dia membenarkan ada rekannya yang sempat diciduk polisi. “Tapi buat apa polisi menangkap pedagang kecil kayak kami, wong kami ini juga kulakan. Kalau mau menangkap ya produsennya yang besar,” tutur dia. Pedagang tersebut mengatakan setelah razia, para pedagang di Pasar Klithikan khawatir. Mereka memilih tiarap sampai situasi kondusif lagi untuk berdagang. “Bathi mung Rp5.000 lo, kok yo resikone nganti kaya ngene (Untung cuma Rp5.000 lo, kok ta risikonya sampai kayak begini),” tutur dia.

Sementara itu, tidak beroperasinya sejumlah toko olahraga di Pasar Klithikan membuat pengunjung kecele. Seorang pengunjung, Andi, sempat bertanya-tanya kepada tukang parkir atau pedagang di toko lain alasan tutupnya toko-toko olahraga di sana. “Biasanya saya ke sini pagi pukul 08.00
WIB sudah pada buka, hla ini kok kompak tutup semua. Wah ternyata,” kata Andi yang mengaku pernah berbelanja produk KW.

Lurah Pasar Klithikan Notoharjo, Sumadi, mengaku sering mewanti-wanti pedagang agar memperjualbelikan barang yang baik. “Artinya bukan barang gelap, bukan barang palsu. Pembinaan seperti ini dulu sering kami sampaikan kepada pedagang pakaian bekas, termasuk juga kepada pedagang barang-barang olahraga,” kata Sumadi.

Jika belakangan ada operasi dan penyitaan produk palsu dari kepolisian, menurut Sumadi, itu sudah menjadi kesalahan pedagang. Kepada pedagang onderdil, dia juga meminta untuk tidak menerima barang curian karena bisa kena pasal penadahan.

“Kayak dulu kan Klithikan disebut pasar maling. Kami berupaya memperbaiki image itu, janganlah jual-jual barang curian begitu. Kalau urusan jual sepatu palsu, kami serahkan urusannya ke kepolisian,” ujar Sumadi. (Source: solopos.com)

Sabu Dalam Sepatu Wedges

Polisi Ringkus Pengiriman Sabu
Dalam Sepatu Wanita Model Wedges



Sepatu wanita model Wedges ternyata bisa dipakai menyamarkan pengiriman narkoba. Meskipun kesadaran hukumnya terbelakang tapi seorang pengedar narkoba cukup pintar untuk memanfaatkan hak sepatu wedges yang memiliki konstruksi tunggal dan tebal dengan cara membuatnya berongga lalu menyimpan sabu ke dalamnya.

Setiap hak sepatu diisi sekitar 253 gram sabu-sabu, total yang disimpan dalam beberapa sepatu model Wedges tersebut berjumlah 1,14 kilogram dengan nilai sekitar Rp 1,2 miliar. Sang bandar mengira sudah cukup aman, ternyata petugas Badan Narkotika Nasional Propinsi (BNNP) DIY masih lebih jeli.

Walhasil kurir berinisial TA, warga Cilacap, Jawa Tengah yang hendak mengirimkan sabu dari Jawa Barat menuju Yogyakarta berhasil dibekuk di perempatan UPN di Jl. Ring Road Utara Dusun Mancasan, Condong Catur, Depok, Sleman sekitar jam 22.30 saat TA turun turun dari bus. Dari tangan TA, petugas BNNP DIY mendapati sabu seberat 1.014 gram atau senilai Rp 1,2 miliar yang disimpan dalam dua pasang sepatu wanita jenis Wedges.

Kepala BNNP DIY Kombes Pol Soetarmono menuturkan, penangkapan ini berawal dari adanya informasi jika akan ada pengiriman narkotika jenis sabu dari Jawa Barat. "Dari informasi itu, Jumat 15 April petugas melakukan surveilance dan diketahui profil kurirnya berinisial TA. Dia sudah berangkat dari Bekasi menuju Purwokerto dengan menggunakan bus Sinar Jaya," ujar Kepala BNNP DIY Kombes Pol Soetarmono, Senin (18/04/2016).

Penangkapan ini berawal dari adanya informasi jika akan ada pengiriman narkotika jenis sabu dari Jawa Barat. "Dari informasi itu, Jumat 15 April petugas melakukan surveilance dan diketahui profil kurirnya berinisial TA. Dia sudah berangkat dari Bekasi menuju Purwokerto dengan menggunakan bus Sinar Jaya," ujar Kombes Pol Soetarmono, Senin (18/04/2016).

Mengetahui profil dan bus yang digunakan, petugas BNNP DIY lantas segera menuju wilayah Purwokerto. Ketika TA sampai di Purwokerto dan berganti bus petugas BNNP DIY ikut masuk bus untuk melakukan pengawasan melekat terhadap TA. "Tiba di Ambarketawang Sleman, TA berganti bus menggunakan shuttle bus tujuan UPN," ucapnya. Saat TA turun itulah TA langsung ditangkap.

Polisi mengembangkan penyelidikan dan menangkap dua tersangka lain yakni RGS, 28, dan Dp, 27. RGS bertugas sebagai penjaga gudang yang akan membagi narkoba itu ke dalam bungkus kecil. Sementara DP adalah perekrut TA dan RGS. Sementara itu, Pelaksana Harian (Plh) Kepala Bidang Pemberantasan Narkoba BNNP DIY Suyatno mengatakan, tiga tersangka itu terlibat dalam jaringan peredaran narkoba internasional.

"Usai kami lacak melalui jaringan IT, ketiganya kami yakini bagian dari kelompok Taiwan. Narkoba itu diduga berasal dari Taiwan," kata Suyatno. Hingga kini, BNNP masih mengejar satu pelaku berinisial K yang diduga mengendalikan peredaran narkoba menggunakan sepatu wanita itu. "K menjanjikan TA uang bayaran Rp2,5 juta untuk sekali antar. Kami perkirakan seluruh sabu harganya hingga Rp 1,3 Miliar," pungkasnya. (dbs).

Keyword : sabu-dalam-sepatu-wedges